Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2017

Bisnis Rumahan Impianku, Jadi Ibu Kos yang Direktur Bimbel

Hai hai, lumayan lama absen ngeblog nih, sampai dikejar-kejar mak admin Gandjel Rel ditagih utang. Duh.. Oke deh mak, sekarang saya mau rajin deh *semoga bukan janji dusta 😌 Jadi di arisan periode 9 nih yang narik tema adalah mbak Wahyu dan Bunsal. Mbak Wahyu nih blogger asli Sumowono, sebuah desa kecil di wilayah Kabupaten Semarang. Dia ibu dua putra yang juga pemilik warung rica rica yang endes. Selain ngeblog dan aktif nulis buku mbak Wahyu ini juga hobi melukis. Aktif banget deh pokoknya. Blognya adalah www.awanhero.com Sedangkan Bunsal yang bernama asli Muslifa Aseani, blogger yang tinggal di Lombok ini juga ibu dua putra. Sebagai blogger dia cukup aktif mempromosikan wisata daerahnya. Bisa diintip blognya www.muslifaaseani.com Nah, tema yang mereka lempar nih menarik. Yaitu tentang bisnis rumahan impian. Asiik... Eh beneran loh, sejak mereka melempar tema ini terus mau gak mau saya jadi mikir keras: memang sudah seharusnya punya bisnis rumahan yang tahan lama da

Bisa Menghadapi Kedukaan

Pada suatu pagi, kami yang tergabung dalam grup whatsapp teman-teman SMP dikejutkan sebuah berita seperti di atas. Suami salah satu teman kami meninggal. Mendadak, tanpa sakit berat. Di usianya yang awal kepala empat, sang tulang punggung ini wafat meninggalkan seorang istri dan dua anak yang masih kecil. Beberapa minggu sebelumnya juga ada kabar serupa. Teman sekolah seangkatan kami yang lain juga meninggal setelah jatuh di kamar mandinya. Mendadak juga. Seorang tulang punggung juga harus kembali ke pangkuannya di usia yang masih produktif, meninggalkan istri dan anak-anak yang masih sangat membutuhkan beliau. Dua kejadian di atas makin mengingatkan bahwa kematian itu memang sangat dekat. Tak seorang pun yang tahu kapan maut menjemputnya. Pun demikian bagi keluarga yang ditinggalkan, tentunya tak akan ada seorang manusia pun yang siap dipisahkan oleh kematian. Namun perpisahan selamanya ini adalah sebuah kepastian yang harus dihadapi oleh siapa pun, meski sangat berat.

FDS di Mata Saya

Awal tahun ajaran ini diramaikan dengan pemberitaan mengenai kebijakan Full Day School (FDS) dari Kemendikbud. Dan tak pelak ini menimbulkan berbagai reaksi dari masyarakat. Baik di dunia nyata maupun maya. Sebagai seorang ibu tiga anak usia belajar pun saya juga pasti akan merasakan pengaruh dari kebijakan ini. Kebetulan ketiga anak saya pun menempuh pendidikan yang tak sama. Si sulung sekarang menginjak kelas XI SMU, si tengah memilih belajar di rumah atau bahasa kerennya homeschooling dan si bungsu naik kelas 5 SD. Nah, FDS ini berlaku mulai tahun ajaran baru di sekolah si sulung. Jam sekolah dari jam 7 pagi hingga 4 sore, lima hari kerja. Beruntung dia sudah besar, jadi tidak terlalu sulit menyesuaikan dengan ritme barunya. Malah senang karena sabtu bisa istirahat belajar dan mengerjakan kegiatan lainnya. Yang berbeda hanya di penambahan uang saku dan bekal makan. 😁   Si tengah yang kurikulum belajarnya menyesuaikan kebutuhannya jelas saja tidak terpengaruh sam sekali

Karena Ini Nekat Ikut ODOP

Alhamdulillah akhirnya bertemu juga dengan bulan Agustus.  Beberapa hari lalu di grup facebook Blogger Muslimah Indonesia membuka pengumuman bahwa dalam bulan Agustus ini akan ada event one day one post atau disingkat #ODOP Nah sebagai blogger angot angotan yang baru aja pindah ke domain TLD tanpa pikir panjang langsung aja ikutan daftar. Hehe.. padahal sejak ngeblog dua tahun ini juga baru ada beberapa biji postingan.  Sebenarnya waktu daftar kemarin juga sempat mikir, apa mampu? Tapi ah, itu kan urusan belakangan, yang penting daftar aja dulu mumpung ada kesempatan. pic: pixabay Jadi ceritanya sekarang resmilah saya sebagai salah satu peserta  #ODOP. Tapi sesungguhnya bukan  cuma kenekatan saya saja yang menjadi dasar keikutsertaan dalam program ini. Tapi ada beberapa alasan kuat mengapa saya berani menjawab tawaran dari mbak admin. Tak lain tak bukan karena: Melatih konsistensi diri Saya sadar siapa diri ini. Orang yang sering tidak konsisten dengan niat se