“Pindah ke kampung, Bu? Trus, kita nanti makan apa di sana?” tanya bungsuku bertahun lalu saat kuutarakan niat kami pindah dari Semarang yang hangat menuju Temanggung yang dingin. Haha, lucu juga ya pertanyaan dia. Etapi ya wajar juga, sih. Namanya balita yang sedang banyak rasa ingin tahunya dia banyak bertanya. Dia bertanya tentang akan sekolah di mana hingga makan apa nantinya. Dasar Opik memang doyan makan apa saja. Hmm, tapi jauh di ujung akalku sana pertanyaan si bungsu ini menjadi pertanyaanku juga. Selama tinggal di Semarang, untuk memenuhi sumber pangan keluarga saya bersandar pada mbak penjual sayur keliling yang tiap pagi menjajakan dagangannya di perumahan kami.
catatan kecil pengingat diri