Langsung ke konten utama

Menemukan Ketenangan dan Belajar Budaya di Kampoeng Mataraman

Apa yang biasa dirindukan setelah lelah bekerja memacu otak dan otot? Kalau saya rindu ketenangan dan kehangatan sebuah rumah. Termasuk penghuni rumah, suasananya hingga masakan rumah. Semuanya adalah satu kesatuan. 

Sama seperti ketika hari Minggu, 16 Juli 2017 lalu, saat saya dan teman-teman Temanggung yang melakukan perjalanan wisata enterpreneur ke Jogjakarta, diajak oleh panitia untuk kembali merasakan suasana ketenangan rumah itu di Kampoeng Mataraman.


Kampoeng Mataraman adalah sebuah desa wisata yang terletak di Desa Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Dinamakan Kampoeng Mataraman karena mengangkat tema jaman Mataram Islam Kuno. Desa wisata ini didirikan di atas tanah kas desa seluas 6 hektar, dan merupakan kerjasama antara aparatur desa setempat dengan Tim Bumdes Panggung Lestari. Harapannya bisa mengangkat perekonomian desa dengan membrdayakan penduduk setempat.


Memasuki wilayah Kampoeng Mataraman ini kita seakan ditarik kembali ke peradaban Jawa jaman dulu. Suasana alam pedesaan yang sejuk dan ramah sangat menguasai. Pengunjung yang datang langsung disambut oleh beberapa warga dengan balutan busana Jawa di gerbang yang terbuat dari rangkaian bambu.

Ada tiga bangunan utama di sini, yaitu dua rumah joglo yang bisa digunakan untuk menyantap makanan atau sekadar bersantai, bahkan bisa juga sebagai tempat pertemuan, dan sebuah dapur tradisional. 


Dalam dapur ini terdapat sebuah meja untuk menyajikan menu makanan, sebuah meja untuk meracik dan menyajikan minuman, sebuah dipan untuk meracik bahan masakan dan sebuah rak kayu yang dalam bahasa Jawa disebut paga di sudut dapur. Sedang di bagian belakang adalah tempat memasak yang masih menggunakan tungku tradisional (anglo) dengan bahan bakar kayu.


Saat datang kami langsung diarahkan untuk masuk ke dapur ini. Tak pelak lagi teman-teman yang sudah menahan lapar tanpa ragu mengambil dan menyantap makanan yang sudah disediakan. Menu siang itu adalah nasi putih, sayur lodeh kluwih, ikan-ayam-tempe goreng serta tak ketinggalan sambal yang menggugah selera. 

Di bagian belakang joglo terdapat tanah yang luas tempat anak-anak bisa bermain. Ada juga beberapa kursi kayu di bawah teduh rindang pohon. Sangat nikmat santap siang di bawah pohon dan semilir angin sambil memandang hamparan sawah luas. Dalam hati saya berbisik, ingin rasanya membawa semua keindahan ini pulang ke rumah.

Kampoeng Mataraman yang secara resmi baru dilaunching tanggal 29 Juni 2017 lalu ini setiap hari buka pukul 09.00-21.00. Disini selain bisa menyantap makanan khas desa, bisa juga mencoba permainan tradisonal seperti egrang dan gasing. Yang ingin merasakan memakai baju tradisional yaitu lurik dan kain batik pun bisa menyewa dengan harga Rp 10.000,00 per paket. 
Mengusung ide eduwisata juga, kedepannya di tempat ini pengunjung bisa belajar secara langsung proses menanam padi, membajak sawah hingga panen. Dari keseluruhan sajian di desa wisata ini kita juga banyak belajar adat budaya perilaku masyarakat pedesaan di Jawa pada umumnya.

Rasanya betah berlama-lama di tempat ini. Pikiran jadi adem, hati pun tenang. Namun sedikit saran saya, lebih bagus jika toilet diperbanyak dan dipisahkan untuk pria-wanita. Juga ditambah satu lagi joglo khusus untuk mushola. Sekarang sih sudah ada tempat salat, hanya saja kurang luas.


Puas menikmati seluruh sajian lahir dan batin, kami pulang dengan banyak pelajaran dan harapan. Betapa Allah telah memberi kita modal yang sangat banyak. Fisik dan pikiran yang sehat, budaya nenek moyang, alam yang kaya, waktu luang yang cukup, pertemanan, semua itu modal yang gratis diberkan pada kita. Tinggal bagaimana kita memaksimalkan potensi yang ada ini menjadi sebuah peluang usaha yang melejitkan kemampuan kita dan menghasilkan milyaran manfaat. #iniPRsaya :) 

Jadi kalau ke Jogja jangan lupa mampir ke Kampoeng Mataraman, ya. Dijamin bakal ketagihan.

Salam lodeh!

Desa Wisata Kampoeng Mataraman Jogja
Jl. Ringroad Selatan No. 92 Bangunharjo Sewon Bantul DIY (Desa Panggungharjo)
Telpon: 08121557766
IG: @KampoengMataraman

Komentar

  1. Wah jadi pengen mampir kampung matraman di jogja ini ya, enak makanannya dan susasana desanya masih kentel banget ya mbak din 😊

    BalasHapus
  2. Wah Njawani banget ya mbak..dr desain rumah sampai ke makananya..sayur lodeh kluwih ini kesukaanku.. wajib dicoba nih

    BalasHapus
  3. Wah Njawani banget ya mbak..dr desain rumah sampai ke makananya..sayur lodeh kluwih ini kesukaanku.. wajib dicoba nih

    BalasHapus
  4. Asri banget yaa mba, seperti kembali ke masa lalu denger mainan engkrak n gasing, saya pernah nyoba keduanya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. aku ga pernah bisa naik egrang Cha, jatuh terus :)

      Hapus
  5. Duuh mupeng lihat tanah belakang joglo, adeeem bangeet suasananya, mbak

    BalasHapus
  6. Asik yaa sesekali ke sini menuatu dengan alam relax 😚😚

    BalasHapus
  7. Mbak Din, lihat caping ma rumahnya jadi inge rumah embahku. Enak bange loh, pintunya lebarrr sekali.

    Eh harganya terjangkau sekali. Kapan ya kita berdua hang out di sini Mbak?

    BalasHapus
  8. Mbak din ga ngajak2 ik kesana...asyik banget tempate sejuk...dan menyejukkan hati banget ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. maap mbaak.... iya sejuknya sampe ke hati :))

      Hapus
  9. keren konsep desa wisatanya,
    mudah2an bisa dikunjungi kalau ke Jogja lagi

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jeprat Jepret Bikin Baper

Selain keluarga, apa yang bisa membuatmu rindu rumah? Kalau aku jawabnya: makanan! Ya, makanan kampung halaman selalu menempati ruang tersendiri di hati. Dan lidah tentunya. Satu hal yang amat aku syukuri adalah aku tidak perlu pergi jauh-jauh pulang kampung jika kangen merasakan kuliner tradisionalnya. Tahu kenapa? Ya kan sekarang aku tinggal di kampung... :) Meski Temanggung adalah kampung halaman suami, tapi sudah seperti tumpah darahku sendiri. Hal lain yang membuatku bahagia adalah letak pasar yang berhadapan dengan rumah. Serasa surga.. hehe.  Tinggal nyebrang dan pilih mana yang disuka. Ini pula yang sering bikin kakak ipar cemburu. Karena dia harus menunggu libur lebaran untuk bisa njajan sepertiku. Dan sepertinya dia akan semakin baper kalau lihat jajan pasar dalam foto-foto berikut. KLEPON Dibuat dari tepung ketan yang diuleni dengan air dan sedikit garam. Dibentuk bola, diisi gula merah lalu direbus. Disajikan dalam baluran kelapa parut. Ada sensasi

Menjadi Penari Topeng Ireng, Sebuah Pengalaman Seru

Menjadi penari topeng ireng adalah hal yang tidak pernah terpikirkan apalagi direncanakan sebelumnya.  Tapi ini terjadi pada saya. :) Teman-teman mungkin ada yang belum tahu apa itu Topeng Ireng. Apakah menari dengan memakai topeng yang berwarna hitam? (ireng berarti hitam dalam bahasa Jawa) Saya dulu pernah menyangka demikian. Tapi ternyata salah besar.

Kulit Lebih Sehat dan Cerah dengan Scarlett Brightly Series Meski Menua Setiap Hari