Di antara riuh deras hujan yang mengguyur Temanggung menjelang petang, ada sebuah dunia sunyi di salah satu sudut kotanya. Dunia tanpa suara yang tersembunyi dalam sebuah rumah kontrakan sederhana. Meski sunyi, namun tak membuat hati anak anak itu lantas sepi. Lantunan zikir terlahir dari mulut mulut mungil. Meski dalam pengucapan yang kurang jelas, tapi mereka tak pernah lelah.
RUMAH ABATA, adalah sebuah rumah belajar (pesantren) berkonsep Islam bagi anak-anak tuna rungu di Temanggung dan sekitarnya. Resmi berdiri dan beraktivitas sejak 1 Oktober 2016, atas prakarsa Ust. Mukhlisin. Ide tersebut beliau lemparkan pada komunitas pengusaha muslim Temanggung, U&Me, dan disambut baik serta mendapat dukungan dari komunitas.
Berangkat dari keprihatinan belum meratanya akses belajar bagi tuna rungu khususnya di Temanggung yang seringkali terkendala informasi yang minim dan terkesan eksklusif bagi kalangan tertentu, biaya yang cukup tinggi dan waktu yang dimiliki orang tua terbatas, maka tercetuslah sebuah ide untuk membuat sebuah tempat belajar khusus tuna rungu dengan model asrama (boarding house) sehingga kegiatan belajar bisa fokus dan terus menerus, dan terutama bebas biaya atau gratis.
ABATA sendiri diambil dari tiga huruf Hijaiyah yang pertama, yang darinya kita bisa membaca dan mengenal Al Quran. Maka secara filosofis, Rumah Abata berkeinginan menjadi pintu gerbang bagi anak-anak tuna rungu untuk mengenal ilmu dan pengetahuan.
Pada awal berdirinya hingga dua bulan pertama Rumah Abata hanya memiliki 3 siswa. Lalu bulan berikutnya mulai ada yang mendaftar baru, hingga sekarang sudah berjumlah 17 anak. Separuh dari mereka berasal dari Temanggung. Sedang sisanya dari luar kota Temanggung seperti Semarang, Kendal, Kudus dan Purwokerto. Bahkan ada juga dari luar propinsi yaitu Kediri dan Bogor.
Untuk mendampingi dan mengajar, Rumah Abata memiliki tim yang solid, yang terdiri dari 9 orang yaitu meliputi staf, guru (ustad/ustadzah) dan pendamping. Para pengajar rata-rata mempunyai latar belakang sebagai guru TK yang juga sarjana PLB dan ada juga terapis wicara. Mengingat minimnya guru di bidang ini, maka untuk meningkatkan kemampuan para pendamping ini, Rumah Abata sering mengundang expert untuk memberi training kepada tim.
Dalam operasionalnya, alhamdulillah hingga setahun ini Rumah Abata didukung oleh para donatur tetap yang mencukupi gaji para pengajar dan semua staf. Namun sekarang terkendala oleh minimnya tempat dan ruangan yang sudah penuh, sehingga tidak bisa menambah murid lagi. Selain itu juga masih membutuhkan sarana dan prasarana lain yang memadai.
Hingga mulai bulan September lalu, mulai mengedarkan kotak kencleng sedekah pada para donatur yang berkenan, setelah sebelumnya diberi penawaran terlebih dulu.
Pesantren ini menitik beratkan pada metode pembelajaran bahasa verbal. Melatih dan memacu anak untuk bisa berkomunikasi secara lisan sebagaimana orang dengar. Menilik dari sistem yang diterapkan yaitu mondok, sistem terintegral 24 jam, pembiasaan ibadah-doa-solat dan puasa, serta tidak berbayar, membuat pesantren ini menjadi satu satunya pesantren tuna rungu yang gratis di Indonesia.
Untuk menjadi santri di sini, syaratnya anak adalah tuna rungu atau hanya mengalami gangguan pendengaran saja, tidak yang lain. Dia berusia 7-12 tahun dan bersedia mengikuti pendidikan hingga selesai.
Berkas yang harus dibawa adalah akta kelahiran anak, fotocoy KK dan KTP orang tua, serta hasil tes BERA ( Brainstem Evoked Response Audiometry) yaitu pemeriksaan untuk melihat ambang dengar pada telinga anak.
Hanya saja, karena keterbatasan ruang sementara ini asrama baru diperuntukkan bagi santri putri, sedangkan santri putra masih harus pulang.
Melihat antusiasme para santri dan juga masyarakat luas, para pendiri dan juga pendamping berharap bahwa Rumah Abata kelak bisa menampung lebih banyak anak, dari tingkat sekolah dasar hingga lanjutan atas. Tak pernah lelah doa yang selalu dihembuskan semoga anak-anak selalu menjadi anak yang saleh salehah, punya kemamuan hidup yang baik, bisa hidup mandiri dan utamanya menjadi hafiz hafizah Al Quran. Semoga cita-cita mulia ini diijabah Allah.
Anakku, sesungguhnya dalam kesunyianmu itu, Allah telah menyelamatkanmu dari satu peluang untuk berbuat dosa.
Jl. Subagjo 39/I, RT 02 RW 03, Kav. Argodewi,
Mungseng, Temanggung, Jateng
Kontak: 085640435800
REKENING
Bank Syariah Mandiri 7115643112
a.n. Yayasan Abata Indonesia
Salut ada yang mau membagikan ilmu kepada tmn2 tuna rungu, gratis pula. Semoga makin banyak donatur yg tergerak membesarkan psantren ini ya mbk TFS ceritanya..
BalasHapusaamiin, makasih doanya mbak. :)
HapusYa Allah, ada yo Mbak di Temanggung. Di sana apa2 ada deh. Moga lancar dan berkah ya. Salut kalau baca kayak gini.
BalasHapusAda mbak. inisiatif sendiri. makasih supportnya mbak.
HapusMasya Allah..salut dengan ide pesantren tuna rungu gratis ABATA ini..Semoga para ustadz dan ustadzahnya selalu dilimpahi keberkahan dalam menjalankan misi mulia ini dan banyak bantuan yang akan datang...Aamiin:0
BalasHapusaamiin. saya juga salut dengan para asatidz di ABATA ini
HapusMasya Allah, Alhamdulilah ya ada yg care dengan anak anak hang memiliki keterbatasan, semoga senantiasa diberikan kemudahan dan kelancaran untuk memberikan tempat dan pendidikan bagi anak anak tersebut
BalasHapusaamiin, semoga cita cita untuk mempunyai gedung sendiri pun terwujud
HapusMasya Allah Mbak Dini, salut untuk inisiatif sekolah ini. Luar biasa ya, semoga jadi amal jariah dan selalu diberi kemudahan bagi para pengajar di sana. Btw, saya suka banget sama kalimat paragraf pertama, bagus :-)
BalasHapusAlhamdulillah..., aamiin :)
Hapusmasya allah .. mba ..boleh aq subscribe biar ke link ya.. kalo2 ntar plang merantau aq mau join sosial kaya gini juga..
BalasHapusSilakan mba..., semoga niatnya bisa terlaksana
Hapushatur nuhun mba.. aamiin :)
HapusSemoga para pendiri ponpes, asatidz dan donatur diberikan keberkahan oleh Allah SWT. Aamiin...
BalasHapusKeren, Mbak. Semoga daerah-daerah lain bisa terinspirasi buat berkontribusi di tengah umat seperti ini juga..😉
aamiin... semoga ya mbak
HapusSubhanallah ya semoga ustad ustadzah mendapatkan keluasan rezeki atas keikhlasan mereka mengajar
BalasHapusaamiin allohuma aamiin
HapusAmiin..
BalasHapusSelalu salut sama orang-orang yang berbagi seperti di pesantren ini. Moga selalu diberikan keberkahan ya.
amin.., makasih Teh
Hapus"Anakku, sesungguhnya dalam kesunyianmu itu, Allah telah menyelamatkanmu dari satu peluang untuk berbuat dosa" baca kutipan ini bikin terharu... maa syaa Allaah sekali ya teh ada pesantren seperti ABATA yang dikhususkan untuk anak2 tuna rungu.
BalasHapusIya.. Alhamdulillah..
HapusAssalamu'alaikum...
BalasHapusMba msh menerima pendaftaran siswi baru tidak,
Waalaikumussalam, bisa hubungi nomor tertera itu, ya. Terima kasih sudah baca dan merespon.
Hapuskhusus putri apa bisa putra ya?
BalasHapusAssalamuallaikum
BalasHapusAssalamualaikum alangkah bahagianya saya seandainya pesantren ini ada di jakarta cucu saya tunarungu sulit mencari sekolah luar biasa islami.semoga ada donatur di jakarta dan sekitarnya yang tergerak hatinya mendirikan pesantren semacam ABATA
BalasHapusAnak saya tuna rungu, sekaranang usia 12 thn mau masuk SMP tapi kesulitan mencari sekolahan islam, ada yg tahu.. .
BalasHapusAnak saya tunarungu juga. Tapi laki laki. Seandainya saja sudah adaa untuk laki laki menginap. Saya bisa titip anak saya. Sekaligus jadi donatur untuk yayasan ini. . Terimakasih sudah membantu anak anak kami 😊
BalasHapusAnakku, sesungguhnya dalam kesunyianmu itu, Allah telah menyelamatkanmu dari satu peluang untuk berbuat dosa" baca kutipan ini,,air mata ku menetes,,,saya memiliki seorang putri cantik yg sekarang baru berusia 2,5 tahun dengan gangguan pendengaran dari lahir..semoga ada kesempatan kedepan nya saya ingin menitipkan anak saya di ponpes ini,,semoga para pengajar diberikan keberkahan dan kesehatan..aamiin
BalasHapusSemoga diberi kemudahan dalam segala urusan
BalasHapus