Langsung ke konten utama

Liburan ke Magelang, Yuk!



Hola Desember!

Sudah mendekati akhir tahun aja yak? Anak-anak juga sebagian sudah ada yang mulai libur. Ada rencana apa dan kemana liburan ini? Pertanyaan itu juga jadi salah satu topik diskusi keluarga kami. Ini penting dibicarakan, soalnya dalam tempo liburan sekolah yang terbatas ini masing-masing dari kami juga masih punya kesibukan sendiri, termasuk anak-anak yang mulai abege ini.



Inginnya sih mewujudkan rencana liburan akhir tahun lalu yang belum kesampaian, yaitu bermobil dari rumah ke arah timur, sambil menyambangi kerabat seperti bude bude dan eyang yang terlewati jalur, semacam di Solo, Mojokerto dan Surabaya. Tapi sepertinya tahun ini harus tertunda lagi karena mas Dio hanya libur beberapa hari.

Sebetulnya, dalam mengisi liburan pun kami tak harus selalu bepergian. Sering juga kami hanya mengisi quality time di rumah saja sambil bersih-bersih dan bebikinan sesuatu. Tapi dengan mengajak anak jalan-jalan pun harapan kami bisa memberi mereka pengalaman dan wawasan yang bisa mereka ingat sepanjang hidup.

Selain itu juga bisa jadi sarana kami semua untuk belajar peka melihat keadaaan. Selalu ada ide ide segar dari setiap perjalanan. Kakak juga punya ide untuk belajar menulis. Dio dan adek bisa latihan jeprat jepret dan otomatis jadi murid bapak yang baik. Ibuk pun senang karena emang butuh piknik, hihi. Pun jadi punya modal tulisan di blog. Uhuii.

Jadinya liburan kali ini ke mana, Buk?
mikir piknik sampe pada teler n muka kucel binti kumel :)

Eh iya, akhir November kemarin kan ibuk diajak Disporapar Kota Magelang ikutan One Day Trip di Magelang. Nah, kenapa enggak kita eksplor aja kota tetangga kita yang imut tapi cantik ini. Kita cek dulu yuk, ada apa saja di Kota Magelang ini.

SEKILAS KOTA MAGELANG
Kota Magelang terletak di jantung Jawa Tengah, pada ketinggian >500mdpl pada posisi 7 derajat LS dan 110 derajat BT, berada di persimpangan poros utama Yogyakarta-Semarang, Yogyakarta-Wonosobo dan Semarang-Kebumen-Cilacap.

Kota yang berjarak 76 km dari Semarang dan 43 km dari Yogyakarta ini secara geografis dikelilingi oleh beberapa gunung dan bukit, yaitu Gunung Sindoro, Sumbing, Merbabu, Merapi, Telomoyo, Andong dan perbukitan Menoreh. Serta terdapat satu bukit yang dikenal sebagai pakuning tanah Jawa di tengah kota ini yaitu Bukit Tidar.

Ada dua buah sungai yang membentangdi sisi barat dan timur kotanya yait Sungai Progo dan Elo, yang membatasi dengan wilayah Kabupaten Magelang.

Menurut sejarah, saat Inggris menguasai pada abad 18, kota ini dijadikan sebagai pusat pemerintahan setingkat Kabupaten. Dan dalam perkembangan selanjutnya, Magelang dipilih sebagai ibukota Karesidenan Kedu pada tahun 1818. Ini pula yang pada kemudian hari membuat Kota Magelang juga kaya dengan potensi wisata sejarah dan nostalgia.

ONE DAY TRIP
Kota yang hanya seluas 18,12 km persegi ini memiliki cukup banyak titik tujuan wisata. Disporapar Kota Magelang dalam katalog wisatanya pun membagi menjadi beberapa tema wisata, seperti wisata nostalgia, wisata ziarah, wisata museum, wisata belanja, wisata kuliner, wahana olahraga dan pemicu adrenalin, hingga wahana kaum urban dan tak lupa landmark kebanggaan Kota Magelang. Komplet banget, kan?

Lalu, kalau waktu kita terbatas, apakah bisa mengunjungi semua titik tersebut? Tentu bisa. Dalam One Day Trip kemarin pun kami diajak mengunjungi beberapa lokasi yang sudah mewakili semua kekayaan wisata yang dimiliki Kota Magelang.

Sabtu pagi 25 November 2017 jam 8 saya dan kak Uci my travelmate tiba di Hotel Safira sebagai meeting point dan tempat kami menginap nantinya. Sudah ada beberapa teman lain peserta One Day Trip dan bapak Kepala Disporapar beserta jajarannya yang ramah dan bersahabat.

Pukul 9 tepat, Bapak Kadinas membuka acara dan perjalanan kami pun dimulai.

ALUN ALUN KOTA
Dari Hotel Safira yang berlokasi di jalan Gatot Subroto tepatnya di seberang kawasan Akademi Militer, bis Disporapar yang kami tumpangi bergerak menuju alun-alun di pusat Kota Magelang. Di sana terdapat ikon utama Kota Magelang yaitu Watertoren atau menara air yang terletak di sudut alun-alun. Watertoren ini adalah bangunan peninggalan masa kolonial Belanda.

Kak Apih, Kak Uci, Dea n me

Di samping watertoren, memanjang di sisi alun alun terdapat pusat kuliner Tuin Van Java. Menawarkan aneka makanan mulai dari makanan ringan sampai makan berat. Keluarga kami pernah beberapa kali mampir makan di sini sambil momong nemenin anak main atau sekadar hunting foto.

Menyusuri deretan pedagang makanan, sampailah kami di sisi lain alun alun dimana terdapat giant lettering Magelang yang sekarang jadi salah satu spot selfie favorit.

Cukuplah menikmati cuaca pagi kota Magelang yang segar di alun alun ini, kami beranjak ke lokasi selanjutnya yang lumayan menantang energi fisik.

BUKIT TIDAR 
Takjub saja tahu di tengah kota ada sebuah bukit yang masih utuh dengan pepohonannya yang rimbun. Bahkan masih juga dihuni oleh gerombolan monyet. Tak heran kalau udara Kota Magelang masih terasa sejuk nyaman.

Awalnya sempat risau, kuat apa nggak ya naik sampai puncak? Tapi malu euy lihat para pengunjung sepuh yang sepertinya rombongan pengajian semangat mendaki jalur yang sudah berundak semen itu. Apalagi pak Kadinas  pun menyemangati kami. Akhirnya dengan sekuat jiwa raga saya bertekad menaklukkan jalur pendakian ini.*lebay.


Ternyata gak seberat dugaan kukira. Jalur mendaki landai sepanjang kurang lebih 200 meter akhirnya membawa kami sampai ke puncak. Di bukit ini ada tiga buah makam yag sampai sekarang masih terawat dan dikunjungi peziarah. Ketiganya adalah makam Kyai Sepanjang, makam Kyai Syech Subakir dan makam Eyang Ismoyo Jati atau Kyai Semar. Nah, para pengunjung tadi itu ke sini untuk berziarah ke tiga makam tersebut. 
makam Kyai Semar yang bentuknya menyerupai gunungan

Di puncak bukit terdapat sebuah tugu yang konon dipercaya sebagai  paku atau pusarnya pulau Jawa. Di ujung tugu ada tulisan 'sa' dalam aksara Jawa di ketiga sisinya, yang bermakna sapa salah seleh. Artinya siapa yang berbuat salah maka akan menyerah (kalah).
tugu 'sa' yang diyakini sebagai pakunya Pulau Jawa

Beberapa saat di puncak, kami kembali menuruni bukit. Perjalanan turun ternyata juga menguras tenaga otot kaki yang harus menahan dan mengerem. Alhasil, sampai di bawah kaki saya gemetar dengan riangnya.

Tapi tenang, pengganti energi yang terkuras sudah menanti di bawah bukit. apalagi kalau bukan...

SOP SNEREK PAK PARTO
Rumah makan yang terletak di bagian belakang terminal lama dan juga tepat di kaki bukit Tidar ini menyediakan sajian unggulan yaitu Sop Snerek. Sop kacang merah yang didominasi kaldu dan daging sapi, irisan wortel dan daun bayam ini sangat lezat dan menggoda selera.

Puas mengekslorasi rasa sop dengan irisan dagingnya yang empuk sangat kami melanjutkan perjalanan. Setelah istirahat solat duhur di masjid pemda yang sejuk, kami pun melanjutkan lagi One Day Tour ini dengan armada lain. Tidak dengan bus milik Disporapar lagi melainkan belasan VW Safari klasik telah menanti kami untuk menghabiskan waktu hingga sore.


Konvoi VW Safari ini membelah kota Magelang yang sejuk dan mulai ramai. Berkeliling melewati bangunan bangunan kuno yang berbaur dengan bangunan moderen. Menyusuri pecinan yang padat. menuju ke sebuah rumah produksi makanan yang identik dengan kota Magelang yaitu getuk tiga warna.

GETUK MAREM
Pusat produksi getuk dengan merek dagang Getuk Marem ini ada di Jl. Beringin 2. Menurut Bu Anggono sang pemilik, usaha ini telah dirintis sejak tahun 1986 hingga kini. Setiap harinya memroses 5 kuintal singkong untuk diolah menjadi getuk. 

Seluruh proses pembuatannya manual, masih menggunakan tenaga dan ketrampilan tangan manusia. Kecuali proses penggilingan singkong rebusnya memakai mesin bertenaga listrik. Namun tetap saja butuh ketelitian dan perasaan untuk mengetahui apakah gilingan adonan itu sudah sesuai standar atau belum.
proses pengepakan Getuk Marem

Puas melihat dan mencicipi getuk marem. kami menuju ke sebuah lokasi baru yang akan menjadi andalan Kota Magelang. Yaitu

KEBUN BIBIT SENOPATI
Kebun ini luasnya 4000 meter persegi. Dikelola oleh dinas pertamanan kota Magelang. Merupakan sebuah luasan taman yang tertanami bunga bunga dan didesain untuk dilihat dari atas. Saat saya ke sini, bunga bunga belum sepenuhnya mekar. Bila semua bunga di sini sudah mekar bersamaan, maka jika dilihat dari atas, desain taman ini akan tampak nyata membentuk setangkai bunga.
ada banyak jenis bunga yang ada di taman ini

Taman ini selain untuk menguatkan image dan tagline Magelang Sejuta Bunga, juga sebagai wisata edukasi tentang flora. Para wisatawan yang datang bisa belajar cara bercocok tanam dengan sistem bongkai, hidroponik, kultur jaringan dan masih banyak lainnya. Juga bisa mengikuti berbagai pelatihan cara pembibitan, atau sekadar refreshing dan berfoto ria. Namun sayang, saat kami ke sana pelatihan ini sedang tidak diselenggarakan.

Setelah lihat yang seger seger, kami berkonvoi lagi menuju dua museum keren yang ada di Magelang ini.

MUSEUM BPK
Museum ini merupakan peninggalan dan catatan sejarah berdirinya Badan Pemeriksaan Keuangan. BPK sendiri berdiri pada 28 Desember 1946. 

Museum ini memiliki banyak koleksi yang terdiri dari benda heraldika (lambang, tanda jasa dan angkat resmi/ cap atau stempel), buku, grafika, replika, abstraksi, etnografika dan miniatur tentang sejarah perjalanan BPK sejak awal berdirinya hingga kini.

Bu Yuni  yang mewakili bapak kepala museum menyambut kami dengan sangat ramah dan hangat. Menjelaskan satu per satu ruangan yang sudah dilengkapi dengan perangkat audio visual. Semuanya resik dan apik.

Selesai menjelajah seluruh ruangan, ada kejutan dari pihak museum. Ternyata sudah ada kacang dan pisang rebus serta kopi menanti. Bahkan, Bu Yuni staf  Museum yang ramah menjelaskan, kalau ada kunjungan dari anak-anak sekolah pun mereka tetap menyediakan snack untuk para tamu kecilnya.
Keren ya.

Oya, museum ini terbuka untuk umum dan bebas dikunjungi. Buka hari Selasa sampai Sabtu jam 09.00-15.00. Saya pribadi pengen banget ngajakin anak anak ke sini. Supaya mereka paham dan menghargai sejarah.

MUSEUM ABDUL JALIL
Kunjungan terakhir kami di hari Sabtu itu adalah Museum Abdul Jalil yang berasa di dalam komplek Akademi Militer. Nama Abdul Jalil diambil dari Taruna Akmil. Museum ini memamerkan benda benda bersejarah yang berhubungan dengan perjalanan Tentara Nasional Indonesia. 

Museum ini cukup luas dan memiliki lebih banyak ruangan yang memajang foto-foto dan patung figur pendiri akademi ini. Juga dipamerkan peralatan dan persenjataan yang lengkap. Di beberapa ruangan saya merinding karena terhanyut dengan perasaan dan membayangkan betapa kerasnya perjuangan para calon tentara dan tentara Indonesia itu. Apalagi kakak sulung saya sendiri merupakan perwira lulusan Akmil juga. Ah, jadi baper.

Selesai menjelajah museum ini waktu sudah jam lima sore lebih. Badan mulai terasa berat. Akhirnya kami kembali naik bus untuk mandi mandi dan istirahat kembali di hotel.  Seharian yang penuh peluh dan tawa namun sangat berkesan. 

Hanya istirahat sebentar dan kami harus bersiap lagi untuk acara gala dinner di Hotel Atria. Nah, bagi kalian yang berkunjung ke kota Magelang ini, jangan bingung mau cari penginapan, ya. Meski kecil luasan kotanya, tapi terdapat lebih dari 20 hotel dan penginapan. Mulai dari yang budget hingga bintang lima. 

Malam itu kegiatan kami berakhir jam  22.00. Masing-masing kami ada  yang langsung tidur ada pula yang lanjut saling ngobrol antar peserta. Saya sendiri memilih langsung masuk kamar dan tidur. Karena meski namanya One Day Trip, tapi Disporapar Kota Magelang sangat baik karena memberi kami bonus satu hari lagi untuk mencobai wahana pemicu adrenalin esok paginya.

TAMAN KYAI LANGGENG
Minggu pagi jam 7 kami sudah selesai sarapan dan meluncur ke tempat main yang udah terkenal banget di Magelang yaitu Taman Kyai Langgeng. Taman rekreasi dan edukasi yang ada di tanah seluas 4 hektar ini buka setiap hari antara jam 08.00-16.30. Tiket masuknya juga sangat terjangkau, yaitu Rp 20.000,00 untuk hari Senin-Jumat dan Rp 25.000,00 untuk Sabtu, Minggu dan hari libur. 

Ada banyak wahana permainan dan spot menarik di sana. Diantaranya taman satwa, bioskop 6 dimensi, kolam renang, anjungan dirgantara, desa buku dan permainan lainnya.
Saran saya sih, kalau masuk ke taman ini mending kita dulu kereta mini yang mengelilingi seluruh taman. Rileks menikmati udara bersih di bawah rimbun pepohonan dan bisa melihat sungai Progo yang mengalir di sisi kawasan taman.
sumber: www.kyailanggeng.com

Kami kemarin pun begitu. Naik kereta mini hingga ke sisi taman yang lain karena kami akan main tembak tembakan. Heheu. Yang seneng sih pastinya para peserta cowok. Tapi mamak ini gak mau kalah dong, berani aja ikutan main. Sambil bayangin, pengen ajak anak laki sama bapaknya main ginian. Pasti mereka girang banget.

Main paintball ini gak asal tembak tembakan seperti kita waktu kecil dulu, ya. Tapi tetap saja keamanan harus diutamakan. Jangan sampai ada celaka di saat mau senang senang. Pakai baju doreng lengkap dengan celananya dan masker pengaman. Tuh kan, para cowok mainnya dipuas puasin,  baru berhenti waktu peluru habis. Hahaa.

Setelah puas main tembak-tembakan, kegiatan siang itu diakhiri dengan makan kupat tahu Pak Pangat yang endez.  Lokasinya ada di Jl. Panembahan Senopati No. 12 Kemirirejo Magelang. Kupat tahu adalah makanan khas Magelang yang berbahan dasar ketupat dan tahu goreng dengan bumbu kacang tumbuk. Dan di atasnya diberi taburan tauge, irisan kol dan bakwan. Yang membedakan dengan kupat tahu di Temanggung sini adalah kolnya dicelup dulu dalam minyak goreng panas. Jadi agak lemes gitu. Kalau soal rasa dijamin enak dan segar.

Oke fix, jadi untuk holidei besok kita eksplor kota tetangga saja ya, Kids. Kalau Tante Uniek sama Tante Novia belum ada rencana sih kita bisa liburan bareng di Magelang. Jadi rame gitu, kita masing masing bawa pasukan krucils. Hihii. Eh, Magelang masih punya beberapa museum lagi loh, cocok nih buat anak anak hebat kita. Jadi selain refreshing, anak anak juga dapat banyak informasi berharga.

Nah kalau kalian, apa dan kemana rencana liburan akhir tahun ini? Cerita yuks di komen. Saya juga masih butuh banyak referensi buat ngisi liburan bareng anak anak nih. Makasih, ya.

Foto milik: pribadi, Kak Apih, Mas Yok, Team Disporapar.

Komentar

  1. Yang konvoi dengan VWnya mupeng 😀

    BalasHapus
  2. Taman Kyai Langgeng udah berkembang banget yah sekarang, macem2 isinya

    BalasHapus
  3. Museum di Magelang sudah pernah nih kalo Kak Vivi dan Dek Faris. Nyobain sup snerek juga udah. Kyai Langgeng nih yg belum. Pengin kapan2 ngajakin anak2 arung jeram di Elo, seruuuuu... apalagi klo pas musim hujan, debit airnya naik, jadi ga perlu sering2 ndayung :))

    BalasHapus
  4. Aku pernah naik bukit Tidar pas jaman kuliah dulu. Waktu itu aku hamil si Rara. Naiknya bukan dari jalur yang udah mulus itu mb Din, tapi manjat di jalur trekking yg masih berupa tanah habis diguyur hujan. Ngos2an banget pokoknya

    BalasHapus
  5. Aku kok jadi kepengen sop senerek nya ya mbak

    BalasHapus
  6. Dari dulu aku selalu penasaran naik ke Bukit Tidar. Belum pernah terwujud padahal sering ke Magelang, hikss

    BalasHapus
  7. Sop senereknya bikin ngiler..apalagi musim ujan gini enaknya makan yang anget-anget...

    BalasHapus
  8. VW nya keren euy.. Aku suka banget sama mobil clasic 😘

    BalasHapus
  9. Walau one day trip tapi tetap banyak yang bisa dikunjungi ya, mba. Asyik ya museumnya menyediakan hadiah makanan untuk anak2. Ini salah satu cara juga sih biar anak2 senang main ke museum. Nice holiday. mba :D

    BalasHapus
  10. itu picnya yang paling atas kok gokil mbak din he he ....pingin ke magelang ..pingin ikutan ngepak getuknya :)

    BalasHapus
  11. Sebenarnya di Magelang itu banyak banget museum, tapi kok sepertinya belum dioptimalkan ya

    BalasHapus
  12. Wih, lengkip Mbak Dini. Kapan kita ke sana ya? bareng2 gituh? kok pingin lhoh daku nih..

    BalasHapus
  13. Yuhuuu, aku jadi pengen ke Magelang mbaaa
    Thanks for sharing ya
    --bukanbocahbiasa(dot)com--

    BalasHapus
  14. tempatnya keren banget tuh buat rekreasi

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jeprat Jepret Bikin Baper

Selain keluarga, apa yang bisa membuatmu rindu rumah? Kalau aku jawabnya: makanan! Ya, makanan kampung halaman selalu menempati ruang tersendiri di hati. Dan lidah tentunya. Satu hal yang amat aku syukuri adalah aku tidak perlu pergi jauh-jauh pulang kampung jika kangen merasakan kuliner tradisionalnya. Tahu kenapa? Ya kan sekarang aku tinggal di kampung... :) Meski Temanggung adalah kampung halaman suami, tapi sudah seperti tumpah darahku sendiri. Hal lain yang membuatku bahagia adalah letak pasar yang berhadapan dengan rumah. Serasa surga.. hehe.  Tinggal nyebrang dan pilih mana yang disuka. Ini pula yang sering bikin kakak ipar cemburu. Karena dia harus menunggu libur lebaran untuk bisa njajan sepertiku. Dan sepertinya dia akan semakin baper kalau lihat jajan pasar dalam foto-foto berikut. KLEPON Dibuat dari tepung ketan yang diuleni dengan air dan sedikit garam. Dibentuk bola, diisi gula merah lalu direbus. Disajikan dalam baluran kelapa parut. Ada sensasi

Menjadi Penari Topeng Ireng, Sebuah Pengalaman Seru

Menjadi penari topeng ireng adalah hal yang tidak pernah terpikirkan apalagi direncanakan sebelumnya.  Tapi ini terjadi pada saya. :) Teman-teman mungkin ada yang belum tahu apa itu Topeng Ireng. Apakah menari dengan memakai topeng yang berwarna hitam? (ireng berarti hitam dalam bahasa Jawa) Saya dulu pernah menyangka demikian. Tapi ternyata salah besar.

Kulit Lebih Sehat dan Cerah dengan Scarlett Brightly Series Meski Menua Setiap Hari