"Wisah wisuh wae. Mlebu pasar kon wisuh. Mlebu toko kon wisuh. Mlebu omahe pak RT ya dikon wisuh. Nanging ora ana sing akon mangan," Pakde Mukidi menggerutu pada Leman yang sedang mencuci sepeda motornya. Dia mengeluh karena di mana-mana disuruh cuci tangan tapi tidak ada yang menyuruh makan setelahnya. "Lha kan memang harus begitu, Pakde. Sering cuci tangan supaya tidak terkena virus. Masa minta makan?" sergah Leman. "Ah, lha di rumah itu kalau habis cuci tangan langsung makan, je." "Wuu, dasar tukang ngeyel!" Leman kesal sekaligus geli. Dia paham kalau Pakde Mukidi pasti hanya bercanda. Leman melanjutkan menggosok motornya. "Eh, eh, Pakde, cuci tangan duluu!" Leman teriak waktu Pakde Mukidi nyelonong masuk teras rumah Leman dan menuju meja kecil dengan sepiring pisang goreng di atasnya. "Halah, apa sih, Man? Dari tadi kan aku sudah cuci tangan di mana-mana. Kamu itu ya sama saja." Pakde Mukidi mend
catatan kecil pengingat diri